DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 

I. Data Pribadi

 

Nama                             : Ir. Purnomo Budi Santoso, M.Sc, Ph.D

Kelamin                         : Laki-laki

Tempat & Tgl. Lahir     : Yogyakarta, 13 Januari 1953

Pekerjaan                       : Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Alamat Kantor               : Fakultas Teknik Unibraw Jurusan Mesin

Program Studi Teknik Industri

Jl. MT. Haryono 167 Malang.

Email                              : pbsabn@yahoo.com

 

II. Pendidikan

 

  • Lulus SD Tarakanita, Yogyakarta, tahun 1966
  • L.ulus SMP Pangudi Luhur, Yogyakarta, tahun 1969
  • Lulus SMA Kollese de Britto, Yogyakarta, tahun 1972
  • Lulus Sarjana Teknik Mesin, UGM, Yogyakarta, tahun 1980
  • Lulus Program Akta Mengajar V, lKIP Jakarta, tahun 1984
  • Lulus Master (S2) dibidang Computer Aided Design/Computer Aided Manufacturing, Aston University, Inggris, tahun 1989
  • Lulus Doktor (S3) di bidang Integrasi Artificial Intelligence dengan Sistim Database, Queensland University, Brisbane, Australia, tahun 2005
  • Mendapatkan Sertifikat Pendidik pada Agustus 2009.

 

III. Pengalaman Kerja

 

  • Sebagai Management Trainee di PT. United Tractors, Jakarta, tahun 1981.
  • Sebagai dosen tetap di Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti, Jakarta, dari 1982 s/d 1999,     mengajar dan membimbing di:
    • Jurusan Teknik Industri, untuk bidang:
      – Expert Systems        – Management Information Systems
      – Sistem Database       – Decision Support Systems
      – Aplikasi Komputer – CAD/CAM               – Expert Systems
    • Jurusan Teknik Mesin, untuk bidang:

– Expert Systems  – CAD/CAM

    • Jurusan Teknik Elektro, untuk bidang:

– Artificial Intelligence          – Expert Systems

  • Sebagai PNS di KOPERTIS WILAYAH III Jakarta, ditempatkan sebagai dosen di Universitas Trisakti, Jakarta, mulai tahun 1983.
  • Mutasi dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti di Jakarta ke Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UNIBRAW) di Malang pada bulan Februari 2000, ditempatkan pada Program Studi Teknik Industri (dan Teknik Mesin), mengajar di bidang MIS, Aplikasi Komputer, Pemrograman Komputer, dan CAD/CAM.
  • Sebagai dosen di Pasca Sarjana UNIBRAW untuk Program Studi Manajemen Teknik Industri untuk bidang MIS dan Metodologi Penelitian terhitung mulai 2005.
  • Sebagai dosen di Pasca Sarjana UNIBRAW Program Doktor Bidang Studi Biomedik untuk bidang studi ”Artificial Intelligence untuk kedokteran”. Tahun 2006 dan 2007.
  • Sebagai dosen di Pasca Sarjana UNIBRAW untuk Program Studi Manajemen Teknik Industri di Politeknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan, untuk bidang Metodologi Penelitian dan MIS terhitung mulai 2005.
  • Sebagai dosen di Pasca Sarjana UNIBRAW untuk Program Studi Manufaktur bagi para dosen VEDC Malang, untuk bidang MIS terhitung mulai 2007.
  • Sebagai dosen di Pasca Sarjana UNIBRAW untuk Program Doktor bidang Teknik Kedokteran dan Teknik Mesin terhitung mulai 2008.
  • Sebagai Ketua Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, 2008-2009 (mengundurkan diri karena terserang gejala penyakit stroke).
  • Sebagai Kepala Lab. Komputer Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, 2009 – sekarang.

 

 

IV. R & D (Penelitian & Pengembangan) Software

 

Berikut ini bebrapa contoh software yang telah dikembangkan bersama mahasiswa:

  • Sistim Informasi Gedung dan Bangunan Universitas Tarumanegara, 1999.
  • Expert Systems Untuk Trouble Shooting Peralatan Medis, 2000

 

  • Computer Aided Process Planning Untuk Pembubutan Berbasis Group Technology, 2002.
  • Sistim Informasi Rawat Inap Rumah Sakit di Banjarmasin, 2004
  • CAD/CAM Untuk Membuat Casing Hand Phone Dengan Menggunakan Master CAM, 2003.
  • Sistim Informasi Maintenance, 2003
  • Computer Assisted Learning memakai Microsoft Access Untuk Belajar Pemrograman Pascal, 2003.
  • Integrasi Expert Systems dan Sistem Database Untuk Pemilihan Komputer, 2003.
  • Computer Assisted Learning Untuk Belajar Mandiri Bahasa Pemrograman Pascal, 2004
  • Fuzzy Expert Systems Untuk Menentukan Beban Studi Seorang Mahasiswa Berdasar Pada Indeks Prestasi Sekarang dan Indeks Prestasi Kumulatip, 2004.
  • Decision Support Systems Berbasis AHP Untuk Memilih Jurusan Teknik Informatika, 2004.
  • Software Untuk Membantu Penjadwalan Kursus Dengan Bantuan Genetic Algorithm, 2005.
  • Sistim Informasi Sumber Daya Manusia Untuk Mengelola Dosen, 2005.
  • Perancangan Expert System Berbasis Tabel Decision Dalam Lingkungan Model Relasional untuk Penelusuran Cacat Produk. 2009.
  • Sebagai Pembicara dalam Seminar Artificial Intelligent, Universitas Ma Chung, 2010.

 

V. Pengabdian Masyarakat

 

  1. Pelatihan Sistem Data Base dan Internet Untuk Menunjang Pemasaran dan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah Keramik Dinoyo Malang. 2008.
  2. Pengenalan dan Pembinaan Standardisasi Mutu Pengemasan Produk Makanan Kripik Tempe di Kabupaten Trenggalek. 2008.
  3. Pelatihan E-Commerce Untuk Menunjang Pengembangan Pemasaran dan Penjualan Pada Industri Kecil dan Menengah Keramik di Dinoyo. 2009.

 

 

VI. Karya Ilmiah

 

 

Purnomo Budi Santoso, Nasir Widha Setyanto. Perancangan Expert System berbasis Decision Table dalam Lingkungan DataBase Relasional untuk Penelusuran Cacat Produk. Proceeding Seminar Nasional IV Manajemen dan Rekayasa Kualitas ”Membudayakan Standar dan Rekayasa Kualitas untuk Memperkuat Daya Saing Industri” Jurusan Teknik Industri LLPM Institut Teknologi Nasional Bandung. 15 April 2010

 

Mochamad Choiri, Purnomo Budi Santosa. Case-Based Reasoning untuk Menjaga Mutu Pelayanan Purna Jual Otomotive. Proceeding Seminar Nasional IV Manajemen dan Rekayasa Kualitas ”Membudayakan Standar dan Rekayasa Kualitas untuk Memperkuat Daya Saing Industri” Jurusan Teknik Industri LLPM Institut Teknologi Nasional Bandung. 15 April 2010

 

 

Purnomo Budi Santoso. Integrating a Relational Database Management System and a Fuzzy Rule Based Expert System. Proceedings of the 1994, second Australian and New Zealand Conference on Intelligent Information Systems. Brisbane, Australia, 1994.

 

Purnomo Budi Santoso. The Development of a case-Based Reasoning System in Relational Model Using Group Technology for Academic Advising. International Journal of Academic Research, Volume 2 No. 6, 2010.

 

Buku Ajar dalam bahasa Indonesi :

  1. Applied Artificial Intelligent, Volume I : Knowledge Based Systems. 2010
  2. Applied Artificial Intelligent, Volume II : Computational Intelligent. 2010
  3. Sistim Informasi Manajemen. 2009.

 

                                                                          Ir. Purnomo Budi Santoso, M.Sc, Ph.D

                                                              

PENGANTAR SISTEM DATABASE

 

  1. I.    HIERARKI DATA

 

Data harus disusun secara teratur agar pengolahannya dapat dilakukan dengan baik dan efisien. Pengorganisasian data dapat dibagi dalam enam tingkatan, yaitu :

 

  1. Bit adalah suatu sistem angka biner yang terdiri atas dua macam nilai saja, yaitu 0 dan 1. Sistem angka biner merupakan dasar dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin (komputer) yang merupakan sekumpulan komponen elektronik dan hanya dapat membedakan dua keadaan saja (on dan off). Jadi bit adalah unit terkecil dari pembentuk data.
  2. Byte adalah bagian terkecil yang dapat dialamatkan dalam memori. Byte merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit. Satu byte digunakan untuk mengkodekan satu buah karakter dalam memori. Contoh: Kode Ascii untuk J ialah 10101010. Jadi byte adalah kumpulan bit yang membentuk satu karakter (huruf, angka, atau tanda). Dengan kombinasi 8 bit, dapat diperoleh 256 karakter (= 2 pangkat 8).
  3. Field atau kolom adalah unit terkecil yang disebut data. Field merupakan sekumpulan byte yang mempunyai makna. Contoh: Joni yang merupakan field nama.  Jadi field ibarat kumpulan karakter yang membentuk suatu kata.
  4. Record atau baris adalah kumpulan item yang secara logic saling berhubungan. Setiap record dapat dikenali oleh sesuatu yang mengenalinya, yaitu field kunci. Gambar 1 merupakan contoh dari record. Jadi record ibarat kumpulan kata yang membentuk satu kalimat yang berarti, misal gambar 1 mewakili kalimat: Joni memenmpuh mata kuliah MIS (kode IS101) dengan nilai A.

Gambar 1. Contoh Record

  1. File atau tabel adalah kumpulan record yang sejenis dan secara logic berhubungan. Pembuatan dan pemeliharaan file adalah faktor yang sangat penting dalam sistem informasi manajemen yang memakai komputer. Jadi tabel ibarat kumpulan baris/record yang membentuk satu tabel yang berarti, misal gambar 2 mewakili tabel nilai mata kuliah MIS.

Gambar 2. Contoh File Kursus

  1. Database merupakan kumpulan file-file yang berhubungan secara logis dan digunakan secara rutin pada operasi-operasi sistem informasi manajemen. Semua database umumnya berisi elemen-elemen data yang disusun ke dalam file-file yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer dan dengan software untuk melakukan manipulasi data untuk kegunaan tertentu. Jadi, suatu database adalah menunjukkan suatu kumpulan tabel yang dipakai dalam suatu lingkup perusahaan atau instansi untuk tujuan tertentu. Contoh suatu database adalah database akademik yang berisi file-file: mahasiswa, dosen, kurikulum, dan jadwal yang diperlukan untuk mendukung operasi sistim informasi akademik. Contoh suatu database sederhana ditunjukkan oleh gambar 3.

 

Gambar 3. Contoh Database Kepegawaian

 

Hirarki semua data diatas ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4 Hierarki Data

Atas dasar hirarki data diatas, maka perlu dijenjangkan lagi proses perubahan data ke informasi sebagai berikut (lihat gambar 5):

II.Sistem Informasi

 

Suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

 

Data

Nilai/value yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event)

Informasi

Merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

 

 

Gambar 5. Pemrosesan data

 

 

Sistem informasi yang terotomasi, terdiri dari beberapa komponen, antara lain :

  • Hardware : CPU, Disk, terminal, printer.
  • Software : Sistem operasi, sistem database, prog. pengontrol komunikasi, prog. aplikasi
  • Personil : yg mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem.
  • Data : data yang tersimpan dalam jangka waktu tertentu
  • Prosedur : instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem

 

Sistem Database

 

Pengertian sistem basis data/database adalah sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan dan sekumpulan program (sistem operasi dan DBMS) yang memungkinkan user/pemakai mengelola, mengakses, dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut.

 

Komponen Sistem Database

Komponen Sistem Database meliputi :

  1. Data, bersifat:

—  Dipakai bersama

—  Terintegrasi/terpadu

  1. Perangkat keras (Hardware)
  2. Perangkat lunak (Software)

Harus menyediakan fasilitas:

—  Membuat file

—  Menyisipkan data

—  Menampilkan data

—  Menghapus data

—  Kontrol keamanan

—  Kontrol keterpaduan

  1. Pemakai (Users)

—  Database administrator

—  Pemrogram aplikasi

—  User pemakai akhir (End-User)

 

Tujuan/objektip

 

Tujuan/objektip sistem database adalah sebagai berikut :

  1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
  2. Effisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
  3. Keakuratan (Accuracy) untuk meminimasi duplikasi dan redudansi, melalui a.l. : domain, tipe, constraints, keunikan data.
  4. Ketersediaan (Availability): data master dan detil; data transaksi dan historis; off-line dan on-line; central dan distributed (di anak cabang).
  5. Kelengkapan (Completeness): penambahan baris dan kolom untuk menjaga kelengkapan data mudah dilakukan.
  6. Keamananan (Security): level pekerjaan menentukan tingkat akses database.
  7. Kebersamaan Pemakaian (Shareability): dimana saja, kapan saja, siapa saja dapat mengakses.
  8. Mudah dikembangkan (extenbility), mampu mengakomodasikan kebutuhan baru dari suatu aplikasi dengan akibat yang ringan terhadap perubahan data dasarnya.

 

  1. III.            Pengertian database relasional

 

Menurut Mark Whitehorn dan Bill Marklyn[1] database relasional adalah:

 

Suatu database yang menggunakan model relasional, dimana model tersebut menyediakan mekanisme-mekanisme yang kita perlukan untuk menyimpan dan memanipulasi data yang kompleks dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kita dapat meng-query data itu dan memperoleh jawaban-jawaban yang kita perlukan.

 

Ada beberapa komponen pokok dalam database relasional yaitu[2]:

–        Entity, adalah objek-objek terpisah (orang, tempat, benda, konsep, atau peristiwa) dalam suatu organisasi yang akan direpresentasikan ke dalam database (menjadi tabel).

–        Attribute, adalah properti yang menggambarkan aspek-aspek yang dimiliki suatu objek yang akan dicatat (menjadi kolom).

–        Relationship (relasi), adalah hubungan-hubungan yang dapat terjadi antara dua entity.

–        Data disimpan dalam suatu tabel berbentuk dua dimensi: field (kolom) dan record (baris).

 

Relasi antar entiti

 

Secara umum suatu database relasional dibuat untuk meniru dunia nyata. Dalam dunia nyata ada banyak objek yang saling berhubungan satu sama lain. Misalnya seorang karyawan toko akan berurusan dengan banyak pelanggan, satu pelanggan dapat membeli banyak item barang, dan seterusnya. Oleh karena itu database harus menyimpan informasi tentang objek-objek yang berbeda tersebut dan juga tentang hubungan antar objek-objeknya.

Setiap tabel dalam database akan mewakili satu jenis objek di dunia nyata. Untuk menentukan hubungan-hubungan apa saja yang perlu ditetapkan antar tabel, maka perlu diketahui jenis-jenis hubungan yang dapat terjadi antar objek dalam dunia nyata. Ada empat jenis hubungan yang mungkin terjadi antara setiap pasangan objek, yaitu[3]:

–        satu ke banyak (one to many)

Hubungan satu ke banyak dapat dimisalkan seperti hubungan antara pelanggan dan pemesanan yang dapat mereka lakukan. Artinya seorang pelanggan mungkin saja tidak melakukan pemesanan sama sekali, melakukan hanya satu kali pemesanan, atau melakukan lebih dari satu pemesanan. Hubungan ini bersifat asimetris karena setiap pemesanan hanya akan dilakukan oleh satu pelanggan saja, akan tetapi setiap pelanggan dapat melakukan lebih dari satu pemesanan. Hubungan satu ke banyak sering terjadi dalam dunia bisnis.

–        satu ke satu (one to one)

Sebagai contoh dianggap bahwa setiap staf dalam suatu kantor harus memiliki ruangan tersendiri. Hubungan yang terjadi antara staf dengan ruangannya adalah hubungan satu ke satu, karena seorang staf hanya akan memiliki satu ruangan, dan satu ruangan hanya ditempat oleh seorang staf. Hubungan satu ke satu jarang dijumpai dalam merancang suatu database.

–        banyak ke banyak (many to many)

Contoh hubungan banyak ke banyak adalah hubungan antara karyawan toko dengan pelanggan. Seorang pelanggan bisa dilayani oleh satu atau lebih karyawan dan seorang karyawan bisa saja melayani banyak pelanggan. Demikian pula hubungan antara mahasiswa dengan mata kuliah. Hubungan banyak ke banyak sangat sering dijumpai.

–        tidak ada (none)

Pada kenyataannya ada beberapa objek yang memang tidak memiliki hubungan sama sekali satu dengan lainnya. Sebagai contoh informasi tentang sewa kantor tidak berhubungan sama sekali dengan informasi tentang pelanggan.

 

Primary key dan foreign key

 

Setelah mengetahui bentuk-bentuk relasi yang mungkin terjadi, maka relasi-relasi tersebut perlu dimodelkan dalam database. Untuk memodelkan relasi dalam database dapat digunakan key (primary key dan foreign key). Primary key (PK) adalah suatu kolom pengenal unik dalam suatu tabel (kolom) yang berfungsi untuk mengidentifikasi tabel tersebut. Setiap tabel dalam database relasional harus memiliki primary key. Suatu primary key dapat terdiri atas satu atau lebih field/kolom. Tidak boleh ada nilai dalam suatu primary key yang kosong (null). Contoh PK adalah NIM dalam tabel mahasiswa, dan NIP dalam tabel pegawai, dst. Dengan PK, diharapkan tiap baris dari tabel mengandung informasi unik (tak ada duanya).

Foreign key adalah kolom pengenal yang berisi nilai-nilai yang diambil dari primary key tabel yang berhubungan dengan tabel bersangkutan. Foreign key tidak harus ada dalam setiap tabel. Tetapi apabila terdapat suatu hubungan antara dua tabel, misal tabel mahasiswa dengan tabel KRS, maka salah satu tabelnya akan memiliki foreign key, dan sebuah tabel sangat mungkin memiliki lebih dari satu foreign key. Jika sebuah tabel memiliki lebih dari satu foreign key, tabel tersebut harus memiliki lebih dari satu hubungan dengan tabel lainnya.

 

  1. IV.            Normalisasi

 

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi table-tabel yang optimal. Diharapkan melalui proses normalisasi, satu tabel mewakili satu entity atau satu konsep, bukannya satu tabel yang terdiri atas puluhan kolom untuk menyimpan semua informasi. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada kesulitan saat menambah (insert), menghapus (delete), mengubah (update), membaca/mencari (retrieve) pada satu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah mencapai database yang optimal.

Tujuan normalisasi menurut Whitehorn dan Marklyn (2004:213):

  1. Untuk mencari dan mengelompokkan seluruh sifat yang berkenaan dengan objek tertentu.
  2. Untuk menghilangkan informasi yang berlebihan.
  3. Untuk memberikan identifikasi unik bagi record individu (primary key).

Kegunaan normalisasi:

  1. Meminimasi pengulangan informasi.
  2. Memudahkan indentifikasi entity atau obyek.

Bentuk-bentuk normalisasi :

  1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan keberadaannya. Tabel 1 menunjukkan bentuk tidak normal, terlihat satu sell (perpotongan baris dan kolom berisi nilai lebih dari satu kode mata kuliah.

 

Tabel 1 Bentuk Unnormalized Form (Not Normalized table)

NIM Nama KodeMK
61521 Jones MAT231, ECO220, HST211
61300 Devi HST221
61425 Tony ENG202, MAT231
61230 Paula MAT231, ENG202

 

  1. Bentuk Normal Kesatu (1NF / First Normal Form)

Bentuk normal ke satu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file datar atau rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribute yang berulang-ulang atau atribute bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain. Suatu relasi memenuhi 1NF jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal dalam satu selnya. Tabel 2 menunjukkan bentuk normal kesatu dari tabel 1.

Tabel 2. Bentuk 1NF tabel 1

NIM Nama KodeMK
61521 Jones MAT231
61521 Jones ECO220
61521 Jones HST221
61300 Devi HST221
61425 Tony ENG202
61425 Tony MAT231
61230 Paula MAT231
61230 Paula ENG202

 

  1. Bentuk Normal Kedua (2NF / Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribute bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama (primary key). Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya.

Suatu relasi memenuhi 2NF jika dan hanya jika :

  1. Memenuhi 1NF.
  2. Setiap atribut yang bukan kunci utama (PK) tergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut.

Pada tabel 3 menunjukkan bentuk tabel yang telah memenuhi bentuk normal kesatu tetapi belum memenuhi bentuk normal kedua. Tabel 4 menunjukkan normalisasi dari tabel 3.

 

Tabel 3. Bentuk 1NF suatu tabel (belum 2NF)

NIM Nama TglLahir MKuliah KodeMK Kredit Nilai Bobot
61521 Jones 12/5/1977 Math MAT231 3 B 3
61521 Jones 12/5/1977 Economic ECO220 3 A 4
61521 Jones 12/5/1977 History HST221 2 B 3
61300 Devi 4/28/1978 History HST221 2 A 4
61425 Tony 11/1/1978 English ENG202 2 C 2
61425 Tony 11/1/1978 Math MAT231 3 B 3
61230 Paula 6/14/1977 Math MAT231 3 B 3
61230 Paula 6/14/1977 English ENG202 2 C 2

Catatan: NIM adalah primary key.

 

 

 

 

Tabel 4. Tabel yang memenuhi 2NF (dipecah menjadi 3 tabel)

Tabel Mahasiswa

NIM Nama TglLahir
61521 Jones 12/5/1977
61300 Devi 4/28/1978
61425 Tony 11/1/1978
61230 Paula 6/14/1977

 

Tabel Peserta Kuliah

KodeMK MKuliah Kredit
MAT231 Math 3
ECO220 Economic 3
HST211 History 2
ENG202 English 2

 

Tabel Nilai

NIM KodeMK Nilai Bobot
61521 MAT231 B 3
61521 ECO220 A 4
61521 HST211 B 3
61300 HST211 A 4
61425 ENG202 C 2
61425 MAT231 B 3
61230 MAT231 B 3
61230 ENG202 C 2

 

  1. Bentuk Normal Ketiga (3NF / Third Normal Form)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribute bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribute bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh.

Suatu relasi memenuhi bentuk 3NF jika dan hanya jika :

  1. Relasi tersebut memenuhi 2NF.
  2. Setiap atribut bukan kunci tidak tergantung secara fungsional kepada    atribut lain yang bukan kunci dalam relasi tersebut.

 

 

 

 

Tabel 5 menunjukkan bentuk normal ketiga dari tabel 4. Nilai dan bobot mempunyai saling ketergantungan, dan bobot tidak tergantung pada NIM maupun Kode Mata kuliah.

 

Tabel 5. Tabel yang memenuhi 3NF (dipecah dua):

 

Tabel Nilai                                                  Tabel Bobot

NIM KodeMK Nilai
61521 MAT231 B
61521 ECO220 A
61521 HST211 B
61300 HST211 A
61425 ENG202 C
61425 MAT231 B
61230 MAT231 B
61230 ENG202 C
Nilai Bobot
A 4
B 3
C 2
D 1
E 0

 

 

  1. V.              Structured Query Language

 

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa standar untuk melakukan query data, untuk pengelolaan dan manipulasi sistem database relasional. Standarisasi dilakukan oleh ANSI (American National Standard Institute) dan disebut dengan ANSI SQL. Standar yang banyak digunakan sampai saat ini adalah ANSI SQL-92, dan revisi terakhir disebut dengan ANSI SQL-98, SQL-3 yang saat ini masih dalam proses.

 

Perintah dalam SQL dibedakan menjadi:

—  DDL – Data Definition Language. DDL adalah kelompok perintah dalam SQL yang digunakan untuk membuat dan mendefinisikan struktur database, yakni membuat database, membuat tabel, relasi antar tabel, membuat view data, menghapus database, menghapus tabel, dan tipe data dari setiap kolom data yang ada dalam tabel.

—  DML – Data Manipulation Language. DML adalah kelompok perintah dalam SQL yang digunakan untuk melakukan manipulasi database, menampilkan data dari satu atau lebih table (select), menambah data ke dalam table (insert), memperbaiki data dalam tabel (update), dan menghapus data dari suatu tabel (delete).

—  DCL – Data Control Language.

DCL adalah kelompok perintah dalam SQL yang digunakan untuk mengatur pemakai database, siapa saja yang dapat melakukan pengelolaan data, siapa saja yang boleh mengakses data dalam tabel, hak akses apa saja yang diperbolehkan, melihat, menambah, memperbaiki, atau menghapus data.

 

Dalam melakukan pemrosesan tabel, terdapat tiga operasi dasar :

  • Projection       : memilih kolom tertentu dari suatu tabel untuk membentuk tabel yang baru. Misal tabel baru cukup berisi NIM dan Alamat.
  • Selection         : membentuk suatu tabel baru dengan cara menyeleksi baris yang memenuhi konmdisi atau persyaratan. Misal mencari informasi mahasiswa yang mempunyai IP > 3,5 untuk dapat beasiswa.
  • Joint    : membentuk suatu tabel baru dari baris-baris yang ada di dua atau lebih tabel, yang mempunyai atribut yang memenuhi kondisi yang diinginkan.

 

Statement (Pernyataan) dalam SQL

 

            Bahasa SQL cukup kaya untuk memungkinkan penggunanya melakukan banyak operasi lain seperti membuat tabel, tetapi penggunaan yang paling lazim dari bahasa ini adalah mengajukan pertanyaan pada suatu database. Bagian bahasa ini tersusun atas pernyataan Data Manipulation Language (Bahasa Manipulasi Data DML) dari SQL.

Pernyataan DML ditulis, menurut konvensi, dalam UPPERCASE. Pernyataan tersebut meliputi SELECT, FROM, DISTINCT, WHERE, ORDER BY, GROUP BY, HAVING.

Sebelum memulai penjelasan mengenai pernyataan di atas, di bawah ini terdapat tabel sampel yang merupakan tabel utama yang akan digunakan dalam contoh.

 

EMPLOYEES

EmployeeNo

FirstName

LastName

DateOfBirth

DateEmployed

CarNo

1

Bilda Groves 12 Apr 1966 01 May 1999

2

2

John Greeves 21 Mar 1977 01 Jan 2000

3

Sally Smith 01 May 1977 01 Apr 2002

5

4

Fred Jones 03 Apr 1966 01 May 2004

3

 

SALES

SaleNo

EmployeeNo

Customer

Item

Supplier

Amount

1

1

Simpson Sofa Harrison

$235,67

2

1

Johnson Chair Harisson

$453,78

3

2

Smith Stool Ford

$82,78

4

2

Jones Suite Harisson

$3.421,00

5

3

Smith Sofa Harisson

$235,67

6

1

Simpson Sofa Harisson

$235,67

7

1

Jones Bed Ford

$453,00

 

SELECT dan FROM

Yang pertama dari pernyataan ini adalah SELECT. SELECT digunakan untuk menunjuk kumpulan field/kolom dari tabel yang diketahui. FROM hanyalah menunjuk pada tabel yang dipakai. Contohnya:

SELECT SaleNo, Item, Amount

FROM SALES;

 

Sehingga akan menghasilkan sebagai berikut:

 SaleNo

Item

Amount

1

Sofa

$235,67

2

Chair

$453,78

3

Stool

$82,78

4

Suite

$3.421,00

5

Sofa

$235,67

6

Sofa

$235,67

7

Bed

$453,00

 

WHERE

SELECT memungkinkan untuk memilih field yang akan dikerjakan dan WHERE memperbolehkan untuk memilih jenis baris/rekord yang spesifik.

SELECT Item, Amount

FROM SALES

WHERE Item = ‘Sofa’ AND Customer = ‘Smith’;

Akan menghasilkan:

Item Amount
Sofa

$235,67

 

ORDER BY

ORDER BY memberikan kontrol atas urutan kemunculan rekord dalam tabel jawaban yang dihasilkan oleh query seperti dalam pernyataan berikut:

SELECT item, Customer, SaleNo, Amount

FROM SALES

WHERE SaleNo > 0

ORDER BY Customer ASC, Amount DESC;

Maka akan dihasilkan data sebagai berikut:

Item

Customer

SaleNo

Amount

Chair Johnson

2

$,453,78

Suite Jones

4

$3.421,00

Bed Jones

7

$453,00

Sofa Simpson

6

$235,67

Sofa Simpson

1

$235,67

Sofa Smith

5

$235,67

Stool Smith

3

$82,78

 

ASC menentukan urutan menurut abjad sedangkan DESC mengurut rekord dalam urutan yang menurun.


[1] Mark Whitehorn dan Bill Marklyn, Seluk Beluk Database Relasional, Penerbit Erlangga, 2003, halaman 143.

[2] Thomas M. Connolly and Carolyn E. Begg, Database System A Practical Approach to Design, Implementation, and Management, University of Paisley, 2001, halaman 15.

[3] Mark Whitehorn dan Bill Marklyn, Seluk Beluk Database Relasional, Penerbit Erlangga, 2003, halaman 76-77.

DECISION SUPPORT SYSTEMS (DSS)

 

I.   Keputusan (Decision)

 

Pengertian Keputusan

 

Literatur manajemen menyatakan bahwa suatu keputusan adalah penentuan suatu pilihan. Ada yang menyatakan keputusan sebagai pilihan tentang suatu bagian tindakan atau di sebut course of action (Simon: 1960). Sedangkan menurut Daihani (2001: 34): “Keputusan adalah suatu pilihan dari strategi tindakan atau di sebut strategy for action”.

Melengkapi pendapat para ahli di atas, Daihani (2001: 34) menambahkan kata alternatif dalam definisinya. Selengkapnya kedua ahli tersebut merumuskan bahwa :

  • Keputusan adalah suatu pilihan yang mengarah kepada tujuan yang diinginkan (to a  certain desired objective).
  • Keputusan adalah aktivitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah.

Menurut Hasan (2002: 9): “Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam perencanaan. Keputusan dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula”.

Menurut Agustina (2003: 6): “Keputusan adalah pilihan di antara alternatif-alternatif”. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu adalah pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada beberapa alternatif yang harus dipilih dari salah satu yang terbaik, dan ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui satu pemilihan dari beberapa alternatif.

 

Macam-macam Keputusan

 

Menurut Kendall dan Kendall (2002: 37) terdapat tiga macam keputusan, yang biasanya dibayangkan oleh banyak orang bahwa keputusan sebagai keputusan-keputusan yang sudah ada dalam suatu deretan langkah dari terstruktur ke tidak terstruktur.

  1. Keputusan terstruktur adalah suatu keputusan di mana semua atau sebagian besar dari variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total. Keputusan yang terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut diprogram.
  2. Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang tetap resistan terhadap komputerisasi dan tergantung sepenuhnya pada intuisi.
  3. Keputusan semi terstruktur adalah keputusan yang bisa diprogramkan sebagian namun masih memerlukan pendapat manusia.

 

II. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

 

Definisi DSS

 

Konsep Decision Support System pertama kali dinyatakan oleh Michael S. Scott Morton pada tahun 1970 dengan istilah “Management Decision System” (Sprague and Watson: 1993: 4) (Turban: 1995) (McLeod: 1995). Setelah pernyataan tersebut, beberapa perusahaan dan perguruan tinggi melakukan riset dan mengembangkan konsep Decision Support System. Pada dasarnya DSS dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.

Ada berbagai pendapatan mengenai DSS, antara lain disebutkan di bawah ini (Daihani: 2001: 54):

  1. Menurut Scott, DSS merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur, yang intinya mempertinggi efektifitas pengambil keputusan.
  2. Menurut Alavi and Napier, DSS merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif.
  3. Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
  4. Menurut Sparague and Carlson, DSS adalah sistem komputer yang bersifat mendukung dan bukan mengambil alih suatu pengambilan keputusan untuk masalah-masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
  5. Sedangkan menurut Al-Hamdany (2003: 519), DSS adalah sistem informasi interaktif yang mendukung proses pembuatan keputusan melalui presentasi informasi yang dirancang secara spesifik untuk pendekatan penyelesaian masalah dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi para pembuat keputusan, serta tidak membuat keputusan untuk pengguna.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DSS adalah suatu sistem informasi yang spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur secara efektif dan efisien, serta tidak menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan.

Karena DSS merupakan suatu pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan berbagai informasi yang ada, maka Raymond McLeod Jr. (1993) memasukkan DSS sebagai bagian dari Management Information System dan mendefinisikan DSS sebagai sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan. Menurut Laudon dan Laudon (1996: 46) meskipun DSS merupakan bagian dari MIS, namun terdapat perbedaan di antara keduanya. Perbedaan utamanya yaitu:

  • MIS menghasilkan informasi yang lebih bersifat rutin dan terprogram.
  • DSS lebih dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan yang spesisfik.

 

 

Karakteristik DSS

 

Beberapa karakteristik DSS yang membedakan dengan sistem informasi lainnya adalah:

  1. Berfungsi untuk membantu proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun tidak terstruktur.
  2. Bekerja dengan melakukan kombinasi model-model dan tehnik-tehnik analisis dengan memasukkan data yang telah ada dan fungsi pencari informasi.
  3. Dibuat dengan menggunakan bentuk yang memudahkan pemakai (user friendly) dengan berbagai instruksi yang interaktif sehingga tidak perlu seorang ahli komputer untuk menggunakannya.
  4. Sedapat mungkin dibuat dengan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan dan kebutuhan pemakai.
  5. Keunikannya terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan.

 

III. Komponen-komponen Decision Support System (DSS)

 

Menurut Carter et. al. (1992) Decision Support System (DSS) memiliki tiga komponen utama atau subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis DSS, antara lain subsistem data, subsistem model dan subsistem dialog, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini.

 

Gambar 1. Komponen Decision Support System (DSS)

(Turban: 1995: 309) (McLeod: 1995: 182)

 

 

 

Sub sistem Data (Data Subsystem)

 

Subsistem data merupakan komponen DSS yang menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem. Data yang dimaksud disimpan dalam data base yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut DBMS (Data Base Management System). Melalui DBMS, memungkinkan data yang diperlukan dapat diekstraksi secara cepat.

 

Sub sistem Model (Model Subsystem)

 

Subsistem model merupakan cara bagaimana data yang diambil dari DBMS akan diolah dengan model-model yang dibuat sehingga menghasilkan suatu pemecahan atau hasil yang diinginkan. Menurut McLeod (1995: 23) model-model- model yang digunakan dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk model-model berikut ini:

  • Model Fisik

Penggambaran entity dalam bentuk tiga dimensi. Misalnya entity berupa market pusat pembelanjaan.

  • Model Narasi

Menggambarkan entitasnya secara lisan dan tulisan. Semua komunikasi bisnis adalah model narasi.

  • Model Grafik

Menggambarkan entitasnya dalam jumlah garis, simbol atau bentuk.

  • Model Matematika

Model-model matematika menggunakan notasi-notasi dan persamaan matematis untuk mempresentasikan sistem. Atribut-atribut dinyatakan dengan variabel-variabel, dan aktivitas-aktivitas dinyatakan dengan fungsi matematika yang menjelaskan hubungan antar variabel-variabel tersebut.

 

Sub sistem Dialog (User System Interface)

 

Melalui sistem dialog inilah, DSS yang dibuat akan diimplementasikan sehingga user atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang secara interaktif. Subsistem dialog dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

  1. Bahasa Aksi (Action language): suatu perangkat lunak yang digunakan user untuk berkomunikasi dengan sistem, melalui berbagai media seperti: keyboard, joystick, mouse atau device lainnya.
  2. Bahasa Tampilan (Display): merupakan sarana tampilan yang dapat diperoleh oleh user, seperti printer, monitor, plotter, dan device lainnya.
  3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base): bagian mutlak yang harus diketahui oleh user agar pemakaian sistem dapat berfungsi secara efektif.

Kombinasi dari berbagai kemampuan di atas dikenal sebagai gaya dialog (Dialog Style), yang terdiri dari:

  1. Dialog Tanya Jawab: dalam dialog ini, sistem bertanya kepada user, kemudian user menjawab, dan seterusnya sampai DSS mengeluarkan alternatif jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan setelah data inputnya lengkap.
  2. Dialog Perintah: sistem ini mengijinkan user untuk memberikan perintah-perintah yang tersedia oleh sistem untuk menjalankan fungsi yang ada dalam DSS.
  3. Dialog Menu: gaya dialog yang paling populer di mana user memilih satu dari beberapa alternatif menu yang telah disediakan. Dalam menetukan pilihan, user cukup menekan tombol tertentu yang akan menghasilkan respon/jawaban.
  4. Dialog Input/Output: dialog ini menyediakan form masukan (input), di mana user memasukkan perintah dan data, serta form keluaran (output) yang merupakan respon dari sistem. Setelah memeriksa keluaran, user dapat mengisi form masukan lainnya dan melanjutkan dialog selanjutnya.

 

 

  1. IV.            Tujuan, Kelebihan dan Kekurangan dari DSS

 

Tujuan

 

Secara global, dapat dikatakan bahwa tujuan dari DSS adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik dan membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian DSS dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan DSS adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian, penekanan dari suatu DSS adalah pada peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.

 

Kelebihan DSS

 

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:

  1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan.
  2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
  3. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
  4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
  5. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
  6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

 

Kekurangan DSS

 

Walaupun dirancang dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor yang ada, menurut Turban (1995: 250) DSS mempunyai kelemahan atau keterbatasan, diantaranya yaitu:

  1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
  2. DSS terbatas untuk memberikan alternatif dari pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan program tersebut.
  3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh DSS biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
  4. Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut up to date.
  5. Bagaimanapun juga harus diingat bahwa DSS dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan mengolah informasi dan data yang diperlukan, dan bukan untuk mengambil alih pengambilan keputusan.

PENGANTAR ARTIFICIAL INTELLIGENCE

1       PENGERTIAN AI

 

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI, kecerdasan buatan) telah menjadi salah satu cabang riset yang sangat aktip dan produktip bagi para ilmuwan dibidang masing-masing. Suatu peralatan modern canggih berupa: mesin, software, permainan, dan seterusnya, bila tidak mengandung AI, akan terasa cemplang atau tawar. Para ahli menyepakati bahwa AI menangani antara lain dua hal pokok yaitu:

  1. AI mempelajari proses penalaran manusia (untuk memahami apakah arti cerdas itu).
  2. Bagaimana merepresentasikan proses penalaran itu lewat mesin (komputer, robot, dsb.)

Lalu apakah yang disebut perilaku cerdas? Berikut ini beberapa ciri kemampuan yang menandai kecerdasan yang diadopsi dari definisi cerdas:

  • Mampu belajar dari pengalaman
  • Tanggap terhadap situasi baru secara cepat dan sukses
  • Menggunakan nalar dalam pemecahan masalah sekaligus mengarahkan perilaku secara efektip
  • Mampu menggunakan pengetahuan untuk memanipulasi lingkungan
  • Bernalar dan berakal sehat.

 

Mengenai definisi AI, berbagai definisi telah dikemukakan para ahli, antara lain adalah:

  1. Sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan manusia (Rich, 1991)
  2. Suatu perilaku sebuah mesin yang jika dikerjakan oleh manusia akan disebut cerdas (Turing, et. al, 1996)
  3. Cabang dari computer science yang menangani bagaimana cara merepresentasikan pengetahuan dengan menggunakan simbol-simbol daripada angka-angka dan melibatkan heuristik (pengalaman) sebagai metode pemrosesan informasi (Encylopedia Britannica).

 

 

2 PENALARAN MANUSIA

 

Manusia memecahkan masalah melalui kombinasi antara fakta dan pengetahuan (knowledge). Penalaran (reasoning) adalah proses yang berhubungan dengan pengetahuan, fakta, dan strategi pemecahan masalah (problem solving) untuk mendapatkan konklusi/penyelesaian. Berbagai metode penalaran yang lazim adalah deduksi, induksi, abduktip, analogi, dan akal sehat, berikut ini penjelasan singkatnya.

 

Deduksi (deduction)

Manusia menggunakan deduksi untuk mendapatkan informasi baru dari informasi yang sudah diketahui (pengetahuan) yang ada relasinya. Penalaran deduksi menggunakan fakta-fakta dari masalah yang ada dan pengetahuan umum yang sesuai yang pada umumnya berbentuk aturan (rules) atau implikasi (implications), jadi dari hal yang umum, dikenakan pada hal yang khusus, model deduksi adalah:

Fakta + Rule à Efek dengan rule dalam bentuk:

If <cause/premise> then <effect/conclusion>

Jika <sebab/premis> Maka <akibat/konklusi>

Sebagai contoh:

Aturan/implikasi: Jika saya berdiri di hujan, maka saya akan basah.

Fakta/premis      : saya berdiri di hujan

Konklusi             : saya akan basah

 

Penalaran deduksi sangat menarik secara logika dan merupakan teknik solusi masalah yang paling umum digunakan oleh manusia. Aturan inferensi (penyimpulan) yang disebut modus ponens adalah bentuk dasar dari penalaran deduksi dengan formula sbb.:

Jika A adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka B adalah benar

 

Induksi (Induction)

Manusia menggunakan induksi untuk mendapatkan kesimpulan umum (general conclusion) dari sekumpulan/himpunan fakta melalui proses generalisasi. Ini bagaikan transisi dari jumlah sedikit ke semua. Model induksi adalah:

Cause + Effect à Rule

Proses induksi dijelaskan oleh Firebaugh (1988) sbb.:

Untuk suatu himpunan objek X = {a,b,c,d, …}, jika sifat P adalah benar untuk a, dan jika sifat P adalah benar untuk b, dan jika sifat P adalah benar untuk c, …, maka sifat P adalah benar untuk semua X.

 

Sebagai contoh:

Fakta/premis : aluminium dipanaskan memuai

Fakta/premis : besi dipanaskan memuai

Fakta/premis : tembaga dipanaskan memuai

Konklusi       : secara umum, semua besi bila dipanaskan akan memuai

 

Abduktip (Abductive)

Abduktip adalah bentuk deduksi yang memungkinkan menarik kesimpulan yang bersifat “plausible”. Plausible (masuk akal) adalah konklusi yang ditarik dari informasi yang tersedia, namun ada kemungkinan konklusi itu salah, jadi model abduktip adalah:

Jika B adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka A adalah benar?

                     Atau       effect + rule à cause

Sebagai contoh:

Aturan             : Tanah basah jika hari hujan.

Fakta                           : Tanah basah.

Konklusi         : Hari hujan?

Jadi, diberikan fakta satu-satunya bahwa tanah basah, penyimpulan plausible menghasilkan konklusi hari hujan. Padahal, konklusi ini bisa salah, karena ada banyak hal yang menyebabkan tanah basah, misalnya seseorang siram-siram tanaman. Abduktip, sebagai salah satu metode penalaran, sering dipakai oleh dokter dalam mendiagnose pasien, maka diagnose dapat saja salah.

 

Analogi

Manusia membentuk model mental tentang konsep melalui pengalaman. Manusia menggunakan model ini melalui penalaran analogi untuk membantu memahami suatu masalah/situasi. Mereka lalu menarik analogi diantara masalah dan model, mencari kesamaan dan perbedaan untuk dapat menyimpulkan.

Sebagai contoh:

Misalkan seorang dokter yang sudah puluhan tahun praktek, maka pengalamannya dalam bentuk kasus-kasus sudah sedemikian banyaknya. Bila kasus-kasus  tersebut dapat disimpan secara cerdik dalam database kasus, maka dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah baru bagi pasien baru tanpa dokter itu hadir (otomasi). Pasien baru memasukan karakter berikut data-data (keluhan) dari sakitnya, kemudian sistem mencari kasus pasien lama yang serupa keluhannya untuk ditampilkan solusinya, yaitu obat beserta dosisnya. Pengalaman adalah guru terbaik, maka pengalaman perlu disimpan secara cerdik untuk memecahkan persoalan baru yang mirip!

 

Akal Sehat (Common-sense)

Lewat pengalaman, manusia belajar memecahkan persoalan secara effisien. Mereka menggunakan akal sehat untuk dengan cepat menarik kesimpulan. Akal sehat lebih cenderung berdasar pada kebijakan-kebijakan (judgments) yang baik daripada logika yang eksak. Contoh akal sehat adalah: Di suatu bengkel ditemukan suara klik-klik-klik dalam mesin sepeda motor, seorang montir yang berpengalaman, tanpa membongkar mesinnya, langsung dapat menyimpulkan bahwa ring piston pada silinder mesin itu perlu diganti. Pengetahuan akal sehat ini diperoleh dari pengalamannya mengerjakan banyak sepeda motor selama bertahun-tahun. Jenis pengetahuan seperti ini disebut sebagai heuristik (heuristic) atau rule-of-thumb. Akal sehat tidak menjamin ditemukannya solusi, namun ia menjamin kecepatan menemukan solusi.

 

Penalaran Tidak Monoton (non-monotonic)

Penalaran pada suatu masalah pada umumnya menggunakan informasi yang statis, artinya selama melakukan penyelesaian masalah, keadaan (nilai benar atau salah) bermacam fakta dianggap tetap konstan. Penalaran semacam ini disebut sebagai penalaran monoton (monotonic reasoning). Dalam beberapa masalah, ditemukan bahwa keadaan beberapa fakta (variabel) bersifat dinamis, sebagai ilustrasi adalah aturan sbb.:

IF Angin berhembus

THEN Kursi goyang akan berayun

Kemudian coba amati kejadian berikut, lalu apa yang terjadi dengan aturan diatas:

Hei, ada angin topan! à ada Angin berhembus à Kursi berayun

Seiring berlalunya angin topan, kita berharap kursi berayun. Namun, saat angin topan telah berlalu, kita berharap bahwa kursi sudah berhenti berayun. Namun sistem yang menggunakan penalaran monoton akan tetap menganggap bahwa kursi tetap berayun!

Manusia dengan ke enam inderanya tidak merasa sulit untuk mengikuti perubahan status informasi variabel yang dinamis. Bila terjadi perubahan yang dinamis, mereka dengan mudah menyesuaikan diri. Gaya penalaran semacam ini disebut penalaran yang tidak monoton. Untuk bidang AI, seperti expert system, dibutuhkan suatu sistem untuk memelihara kebenaran yang dinamis bila ingin melakukan penalaran yang tidak monoton.

 

3 ARTIFISIAL VERSUS NATURAL INTELIGENSIA

            Nilai potensial/ekonomis AI dapat lebih dimengerti apabila dikontraskan dengan kecerdasan natural. Dibanding inteligensia alami, AI mempunyai keuntungan antara lain:

  • AI permanen. Inteligensi yang disimpan pada komputer tidak akan bisa hilang/lupa, sedangkan inteligensi seorang manusia lambat laun akan hilang/pikun karena usia, atau bahkan hilang karena meninggal, atau berpindah tempat karena pindah kerja.
  • AI tidak mengenal lelah. Inteligensi natural tidak mungkin bekerja terus menerus setiap hari tanpa istirahat, sedangkan AI boleh dikatakan dapat digunakan sepanjang hari terus menerus tanpa istirahat.
  • AI mudah diduplikasi. Memindahkan inteligensi natural melalui pendidikan sangat membutuhkan waktu yang lama sekali, sebagai gambaran seorang dokter harus belajar lebih dari 6 tahun sebelum diijinkan buka praktek sendiri. AI, karena merupakan suatu software, maka dapat diperbanyak dengan mudah dan dengan cepat sekali, sehingga muncul ungkapan AI adalah mass production (produksi masal) dari kecerdasan dibidang tertentu.
  • AI dapat bersifat any one, any time, dan any where. Dengan menempatkan software yang cerdas di internet, maka siapa saja, kapan saja, dan dimana saja (asal dapat ijin) dapat menggunakan kecerdasan artifisial itu; sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada satu tempat pada saat yang bersamaan.
  • AI dapat bekerja di tempat yang berbahaya. Bila tempat kerja membahayakan keselamatan seorang pekerja, misal di bawah tanah, di luar angkasa, di bawah laut, atau di tempat mengandung gas beracun, maka suatu sistem berbasis ineligensi buatan dapat menggantikan peran manusia.
  • AI bersifat konsisten dan menyeluruh. Kecerdasan alami adalah erratic (berbuat error/kesalahan), karena manusia bersifat eratik juga. Kemampuan seorang ahli dalam memecahakan masalah sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, subjektip, emosi, faktor ekonomi ataupun perasaan tidak suka, dengan demikian perilaku cerdasnya sering tidak konsisten. AI, karena berupa teknologi komputer, tidak mempunyai sifat demikian.
  • AI lebih cepat dan lebih teliti. Kemampuan berhitung suatu prosesor adalah luar biasa ditinjau dari sisi kecepatan dan ketelitian, disamping itu kemampuan untuk dapat membedakan warna yang jumlahnya jutaan juga luar biasa, oleh sebab itu AI memungkinkan untuk bekerja lebih cepat dan lebih teliti dari pada manusia.
  • AI lebih murah. Biaya menggaji seorang pakar jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan menggunakan software yang cerdas. Software yang cerdas boleh dikatakan hanya membutuhkan biaya hanya pada awal pembuatannya.
  • AI dapat didokumentasikan. Rekomendasi/keputusan komputer dapat dengan mudah didokumentasikan dengan melacak aktivitas atau jalannya program. Sebaliknya, inteligensi natural sulit dilacak, sering terjadi seorang pakar tidak dapat mengulang tindakannya yang sukses yang barusan dikerjakan, atau sulit sekali untuk mengingat proses pemecahan masalah beserta asumsi-asumsinya dari apa yang barusan ia lakukan.

 

4 KEUNTUNGAN INTELIGENSI NATURAL

Melihat keunggulan AI terhadap intelegensi natural (IN), apakah manusia menjadi “bawahan” AI dan berkecil hati? Tentu saja tidak. Berikut ini adalah keuntungan inteligensi natural terhadap AI yang membuat manusia tetap unggul terhadap hasil kreasinya yaitu AI:

  • IN adalah kreatip, sedangkan AI masih bersifat pasif dalam pengertian tidak mempunyai inspirasi. Kemampuan mengembangkan knowledge bagi seorang manusia adalah sifat inherent (melekat), sedangkan AI tidak, knowledge harus dibuat dan dimasukan kedalam sistem secara sengaja dan hati-hati.
  • IN dilengkapi dengan sensor indera yang luar biasa (panca indera plus indera ke enam), sedangkan AI seringkali masih membutuhkan input berupa simbol-simbol. Panca indera dan nuansa perasaan seperti asmara, benci, gembira dan sedih, serta indera pembauan (harum dan busuk) masih belum mampu ditirukan.
  • Manusia dapat menalar atas dasar context of experience (berdasar konteks pengalaman), sedangkan AI belum mampu bersikap atas dasar context of experience, misal sebuah robot di tempat pelayatan yang bernuansa sedih tetap bernyanyi-nyanyi, sedangkan manusia mampu bersikap sedih atas dasar konteks pengalamannya.

 

 

 

 

5 PERBANDINGAN PROGRAM AI DENGAN PROGRAM

       KOMPUTER KONVENSIONAL

 

Pada awalnya komputer diciptakan untuk mengolah angka, maka pada umumnya program komputer konvensional prosesnya berbasis algoritma, yakni formula matematis atau prosedur sekuensial yang mengarah kepada suatu solusi. Algoritma tersebut dikonversi ke program komputer yang memberitahu komputer secara pasti instruksi apa yang harus dikerjakan. Kemudian, algoritma menggunakan data seperti angka, huruf, atau kata untuk menyelesaikan masalah.

Mengingat manusia cenderung bernalar dengan menggunakan simbol-simbol daripada angka, maka perangkat lunak AI lebih berbasis representasi pengetahuan dengan kekuatan pada manipulasi simbolik ketimbang angka. Di sini simbol tersebut berupa huruf, kata, atau angka yang merepresentasikan obyek, proses dan hubungan keduanya. Sebuah obyek bisa jadi seorang manusia, benda, pikiran, konsep, kejadian, atau pernyataan suatu fakta. Menggunakan simbol, kita dapat menciptakan basis pengetahuan yang berisi fakta, konsep, dan hubungan di antara keduanya. Kemudian beberapa proses dapat digunakan untuk memanipulasi simbol tersebut untuk menghasilkan nasehat atau rekomendasi untuk penyelesaian suatu masalah.

Program komputer konvensional prosesnya berbasis algoritma, yakni formula matematis atau prosedur sekuensial yang mengarah kepada suatu solusi. Algoritma tersebut dikonversi ke program komputer yang memberitahu komputer secara pasti instruksi apa yang harus dikerjakan. Algoritma yang dipakai kemudian menggunakan data seperti angka, huruf, atau kata untuk menyelesaikan masalah. Perbedaan dasar antara AI dengan program komputer konvensional diberikan dalam Tabel 1.

 

Tabel 1. Perbandingan antara AI dan Program Konvensional

ASPEK

AI

Program Konvensional

Pemrosesan Sebagian besar simbolik Algoritmik dengan angka
Input Tidak harus lengkap Harus lengap
Pendekatan pencarian Sebagian beasr heuristic Algoritma
Penjelasan / explanasi Tersedia Biasanya tidak tersedia
Fokus Pengetahuan Data
Pemeliharaan & peningkatan Relative mudah Biasanya sulit
Kemampuan berpikir secara logis Ada Tidak ada

 

 

Contoh Conventional vs. AI Programming

 

Bahasa Pascal – Suatu prosedur untuk menghitung upah

…….

For I := 1 to IMAX Do           // I: counter

Begin

Salary [I] := Rate [I] * Hours [I];

Writeln (Names [I], “ “, Salary[I];

End;

…………

 

Bahasa AI: Prolog – Program sistem diagnosa kesehatan

domains

disease, indication, name = symbol

predicates

hypothesis(name, disease)

symptom(name, indication)

clauses

symptom (Charlie, fever).      symptom (Charlie, rash).

symptom (Charlie, headache).

hypothesis (Patient, flu):-

symptom (Patient, fever),

symptom (Patient, headache),

symptom (Patient, fever).

hypothesis (Patient, measles):-

symptom (Patient, fever).

symptom (Patient, fever).

symptom (Patient, fever).

hypothesis (…., ….):-

etc.

 

 

 

 

6 TIGA KELOMPOK AI

 

AI telah menjadi salah satu cabang riset yang sangat aktip dan produktip bagi para ilmuwan dibidang komputer dan psikologi lebih dari 50 tahun. AI dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok sebagai berikut:

–        Sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based systems, KBS): model dinyatakan secara eksplisit dan dibangun menggunakan kata dan simbol

–        Inteligensia berbasis komputasi (Computational intelligence, CI): model secara implisit yang dinyatakan dengan teknik-teknik numerik.

–        Hybrid (campuran).

 

KBS meliputi teknik-teknik seperti rule-based, case-based reasoning, dan induction systems. Karena pengetahuan dimodelkan secara eksplisit dengan menggunakan kata dan simbol, ia dapat dibaca dan dimengerti oleh manusia. Meskipun teknik berbasis simbol telah mengalami sukses untuk domainnya yang relatip sempit, namun ia tetap mengandung keterbatasan dalam hal kemampuan yakni sebatas mengatasi situasai-situasi yang telah dimodelkan secara eksplisit. Model simbolik pada umumnya kurang baik untuk mengatasi masalah yang belum familiar.

CI berusaha mengatasi kelemahan kelompok KBS dengan cara membuat suatu model berbasis pada pengamatan dan pengalaman. Dalam hal ini, pengetahuan tidak secara eksplisit dinyatakan melainkan direpresentasikan melalui angka-angka (numeris) yang dapat disesuaikan seiring dengan bertambahnya ketelitian dari sistem. Termasuk dalam kategori ini adalah neural networks, genetic algorithms dan algoritma optimasi yang lain, serta teknik untuk mengatasi ketidak pastian seperti fuzzy logic. Induction systems mengandung perhitungan numeris, sehingga dapat pula dikelompokan pada CI. CI juga sering disebut sebagai soft computing, yaitu bidang AI yang difokuskan untuk mengatasi ketidak pastian (uncertainty), ketidak tepatan (imprecise), ambigu (ambigous), dan kabur (fuzzy) atau secara singkat untuk permasalahan yang abu-abu (grey area). Bukankah dunia ini penuh grey area?

Kelompok hibrid adalah campuran antara sesama unsur KBS atau sesama unsur CI  atau kombinasi antara unsur KBS dengan unsur CI. Tujuan penggabungan ini adalah untuk membuat suatu sistem paduan yang lebih hebat dari pada unsur-unsur sistem itu bila berdiri sendiri, jadi perpaduan ini diharapkan akan mengatasi kelemahan masing-masing kelompoknya. Berbagai kombinasi telah banyak dilakukan, misalnya: gabungan antara expert systems dan neural networks, fuzzy logic dengan neural networks, dan case-based reasoning systems dengan expert systems.

 

7 BIDANG APLIKASI AI

Penerapan AI meliputi berbagai bidang seperti ditunjukkan pada bagian cabang dari pohon AI pada Gambar 1, sedangkan induk keilmuan AI dapat dilihat pada akar dari pohon AI yang antara lain meliputi: Bahasa/linguistik, Psikologi, Filsafat, Matematik, Teknik Elektro, Ilmu Komputer, dan Ilmu Manajemen. Bidang aplikasi AI yang umum ditemui saat ini antara lain adalah:

Sistem Pakar (Expert Systems), yaitu program konsultasi (advisory) yang mencoba menirukan proses penalaran seorang pakar/ahli dalam memecahkan masalah yang rumit. Sistem Pakar merupakan aplikasi AI yang paling tua dan banyak dikembangkan. Jadi dalam hal ini kepakaran manusia seolah-olah dipindahkan kedalam hardisk komputer.

Case Based Reasoning (CBR). CBR adalah suatu pendekatan untuk mendapatkan solusi dengan menggunakan acuan solusi problem-problem terdahulu untuk memecahkan problem yang baru. Jadi, CBR memecahkan masalah baru dengan menggunakan solusi masalah lama yang serupa atas dasar analogi. CBR dapat diibaratkan memindahkan database kasus-kasus yang telah dimiliki oleh seorang pakar kedalam hardisk komputer untuk dipakai menyelesaikan kasus baru yang serupa.

Image and Vision System

Mengingat komputer mampu mengenal jutaan warna, mampu mengenal pola, serta mempunyai resolusi yang tinggi (pixel) maka aplikasi yang berhubungan gambar, warna dan pola sangat banyak ditemukan. Sistem citra dan pandang dikembangkan di universitas Massachusetts, dalam bentuk image baik warna tiga dimensi maupun dua dimensi. Sistem visi memberikan solusi yang baik dari permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan manusia sehari-hari, misalnya saat berjalan-jalan disekitar rumah, mata dan otak akan bekerja membentuk sistem vision yang kompleks, dengan demikian seseorang tersebut akan mengenali serta membedakan satu objek dengan yang lainnya bahkan gerakan dari suatu objek dan mengevaluasi bentuk (halus, kasar, mengkilap, transparan, dan lain sebagainya). Tujuan utama dari komputer visi adalah untuk menerjemahkan suatu pemandangan/citra. Komputer visi banyak dipakai dalam kendali kualitas produk industri dan kedokteran.

Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing), yaitu program yang memberi kemampuan pada komputer untuk berkomunikasi dengan user dengan menggunakan bahasa manusia yang alami seperti dalam bahasa Indonesia, Inggris, Jepang atau yang lainnya. Natural Language Processing berkesimpulan jika seseorang dapat mendefinisikan semua pola tersebut dan menjelaskannya pada komputer maka hal ini akan mempermudah seseorang untuk mempelajari mesin komputer tentang bagaimana berbicara dengan komputer dan memahami maksudnya, karena komunikasi dapat dilakukan melalui tata bahasa yang sederhana ketimbang menggunakan aturan-aturan atau tata bahasa pemrograman komputer rumit dan njlimet (complicated).  Alangkah indahnya bila suatu saat mendatang user hanya mengetikkan kalimat melalui keyboard dengan bahasa alami dan komputer dapat mengerti apa maksud kalimat yang diketikkan tersebut.

Voice Recognition (Pengenalan Suara)

Voice recognition adalah teknik agar komputer dapat mengenali dan memahami bahasa ucapan. Proses ini mengijinkan seseorang berkomunikasi dengan komputer dengan cara berbicara kepadanya. Istilah “pengenalan suara” mengandung arti bahwa tujuan utamanya adalah mengenai kata yang diucapkan tanpa harus tahu artinya, di mana bagian itu merupakan tugas “pemahaman suara”. Secara umum prosesnya adalah usaha untuk menerjemahkan apa yang diucapkan seorang manusia menjadi kata-kata atau kalimat yang dapat dimengerti oleh komputer. Hal ini didasari oleh pemikiran para ahli bagaimana jika user hanya mendiktekan kalimat melalui speaker dan komputer dapat mengerti apa maksud kalimat yang diucapkan tersebut.

Gambar 1. Pohon AI dan aplikasi utamanya

Sistem Sensor dan Robotika.

Robot merupakan gabungan dari unsur sperti: sistem mekanis, sistem visi dan pencitraan, dan sistem pengolahan sinyal. Sebuah robot, yaitu perangkat elektromekanik yang diprogram untuk melakukan tugas manual, tidak semuanya merupakan bagian dari AI. Robot yang hanya sekedar melakukan aksi atas dasar switch-switch mekanis/elektris dikatakan sebagai robot bodoh yang tidak lebih pintar dari sekedar lift. Robot yang cerdas biasanya mempunyai perangkat sensor, seperti kamera, yang mengumpulkan informasi mengenai operasi dan lingkungannya. Kemudian bagian AI robot tersebut menerjemahkan informasi tadi dan merespon serta beradaptasi jika terjadi perubahan lingkungan.

Intelligent Tutoring/Intelligent Computer-Aided Instruction (CAI)

CAI adalah komputer yang mampu mengajari manusia. Belajar melalui komputer sudah lama digunakan, namun dengan menambahkan aspek kecerdasan di dalamnya, dapat tercipta komputer “guru” yang dapat mengatur teknik pengajarannya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan “murid” secara individiual. Unsur sistem database dan query yang canggih sangat dominan dalam CAI. Sistem ini juga mendukung pembelajaran bagi orang yang mempunyai kekurangan fisik atau kelemahan belajar. Kelebihan CAI ini, yaitu : material dapat diatur sesuai dengan kebutuhan/kemampuan pemakai, perbaikan dapat langsung diberikan, umpan balik secara cepat, pengajaran yang konsisten, materi belajar mudah diedit, dan tidak ada batasan lokasi.

Artificial Neural Network (ANN)

ANN merupakan jaringan saraf tiruan, suatu teknologi informasi yang meniru unsur biologi manusia seperti otak dan sistem saraf. ANN mampu belajar seperti seorang bocah, jadi dari tidak tahu sama sekali menjadi tahu sekali, melalui proses pembelajaran. ANN sangat ekselen untuk bidang pengenalan citra, pengklasifikasian, dan penginterpretasian data yang tidak sempurna.

Game Playing (GP, Permainan Game)

Software permainan muncul bagaikan jamur, video game sangat diminati oleh manusia dewasa dan kanak-kanak. Permainan adalah bidang yang bagus untuk menganalisa kecerdasan suatu komputer. Ada dua alasan yang menyebabkan hal tersebut, yaitu : permainan mengandung pola yang terstruktur untuk mencapai kemenangan atau kekalahan dengan mudah, dan permainan membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat menang. Permainan dapat diselesaikan dengan pencarian mulai dari posisi start sampai ke posisi menang (winning position). Sebelum melakukan pencarian, posisi-posisi yang sah dalam permainan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh suatu prosedur. GP dirancang supaya dapat melakukan evaluasi/pencarian solusi ke depan dari posisi awal sampai posisi yang menuju kemenangan. GP yang populer adalah Deep Thought dari IBM, program catur yang dipertandingkan melawan Grand Master Anatoly Karpov dengan hasil remis, luar biasa: suatu software komputer dapat bermain remis dengan seorang professor catur!

Fuzzy Logic (Logika Fazi)

Kata fazi berarti kabur atau samar-samar. Logika fuzzy merupakan suatu cabang logika yang menggunakan derajat keanggotaan kebenaran (dari nol sampai dengan satu), sedangkan logika klasik hanya mengelompokan derajat keanggotaan kebenaran menjadi dua nol (salah) atau satu (benar). Dengan menggunakan sistem inferensi Fuzzy yang didasarkan pada konsep teori fuzzy, aturan fuzzy if-then, dan logika fuzzy, maka diperoleh solusi yang baik dan yang mampu mengikuti perubahan variabel bebas secara halus sekali.

Genetic Algorithm (GA, Algoritma Genetika)

Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Prinsip evolusi berbasis “survival of the fittest” (yang menang/bertahan adalah yang kuat/mampu menyesuaikan diri) dimanfaatkan dalam GA. GA cocok sekali untuk persoalan optimasi dengan banyak alternatip solusi. Misalnya menyusun suatu ramuan obat dari berbagai unsur dengan kemungkinan yang banyak sekali. Pada algoritma ini, teknik pencarian dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat dalam satu populasi  disebut dengan istilah string (string) atau kromosom (chromosome). Cara mendapatkan solusi optimal adalah menghitung nilai fitness dari setiap individu. Fungsi untuk menghitung nilai fitness disebut fungsi fitness yang dapat berupa fungsi matematika atau fungsi lainnya dengan melihat kriteria tertentu dari permasalahan yang hendak diselesaikan. Dengan fungsi fitness yang menghasilkan nilai fitness dari suatu kromosom maka dapat dibedakan antara kromosom yang berkualitas baik dengan kromosom yang berkualitas buruk dalam populasi tersebut. Kromosom berkualitas baik mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk terpilih sebagai induk. Jika algoritma genetik tersebut belum mencapai kondisi untuk berhenti maka akan dibentuk generasi berikutnya yang dikenal dengan istilah anak (offspring), terbentuk dari gabungan 2 kromosom generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator penyilangan (crossover). Bila crossover tidak menghasilkan solusi, maka dipakai operator mutasi.

 

 

8 PENTINGNYA AI DALAM MIS

 

Sebagai penutup dari pengantar AI ini, maka perlu dicankam perkataan Robert Savely, Kepala bidang AI dari NASA, USA (1989): “Automate, emigrate, or evaporate are the options that face our country today. The best choice is to automate in order to be competitive with the rest of the world in manufacturing and to accomplish our goals in space explorations. The key to automation and our future lies in the effective application of the computer science field called artificial intelligence. …”.

Memang jelas sekali bahwa AI adalah kunci otonomi, otomasi, optimasi dan intelegensi, dan (3OI)! Dengan AI, manusia dapat lebih dipermuliakan, karena manusia dapat lebih banyak waktu senggang untuk kegiatan lain yang lebih manusiawi, misal menikmati hobi bersama kolega dan keluarga. Semua peralatan modern yang canggih seperti: robot, mesin, software, game, entertainment, peralatan, dan seterusnya, dapat dipastikan mengandung AI, bila tidak – akan terasa cemplang atau tawar.

Bila pekerjaan mengolah data dalam MIS bersifat time consuming, complex dan bersifat repetitive, maka akan menyebabkan kejenuhan dan kewalahan (tedious), yang pada akhirnya dapat menimbulkan stress yang mungkin dapat berakibat fatal seperti penyakit stroke. Maka untuk mengatasi kesemua karakterisitik diatas diperlukan AI! Karena AI mampu mengotomasi dan mengoptimasi dalam mengolah data atau sumber daya informasi secara cepat, tepat, dan akurat.

Bila ingin melihat film science fiction yang bagus tentang kehebatan AI, cobalah lihat film-film science fiction seperti: Bicentenial Man, AI, Star Wars, Terminator, AI Robot, Robocop, dan sebagainya. Setelah membahas pengantar AI, maka tiba saatnya untuk membahas bebarapa topik apliksai AI secara lebih detil, pembahasan dimulai dari sistem pakar.

 

// eof-I-PBS

 

MENGAPA PERLU BELAJAR MIS?

I PENGERTIAN DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Kata seorang politikus ternama:” Siapa yang menguasai informasi akan menang”. Hal ini terbukti, betapa tidak berdayanya negara berkembang melawan arus informasi dari negara maju – atau perusahaan lokal/regional melawan perusahaan multinasional/global; karena menguasai informasi dapat berarti mampu mempengaruhi, mengarahkan dan membentuk opini, yang pada akhirnya mampu menguasai pikiran pembaca/pendengarnya. Informasi berasal dari data, hubungan antara data dan informasi adalah sebagai berikut:

  • Sumber informasi adalah data.
  • Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.
  • Informasi menggambarkan suatu kejadian nyata.
  • Informasi digunakan untuk pengambilan keputusan.

Hubungan antara data dan informasi ditunjukkan pada gambar 1.

 

Input                                                   Output

 

 

 

 

 

Gambar 1.  Hubungan Data dan Informasi

 

Untuk memproses data, diperlukan suatu sistem informasi. Berikut ini diberikan pengertian SIM menurut beberapa pakar dibidangnya. Pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut Laudon dan Laudon (2008) adalah : “Suatu susunan komponen-komponen yang terintegrasi & bekerja secara bersama-sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, control, analisis dan visualisasi dalam sebuah organisasi”.

II MENGAPA PERLU BELAJAR MIS

 

Jawaban pertanyaan ini sangat bervariasi, namun secara merata dapat dijelaskan sebagai berikut:

A.    Pentingnya informasi bagi manajer

Seperti yang diketahui bahwa informasi berasal dari data. Data mentah adalah fakta dan angka, namun fakta dan angka khususnya tidak bermanfaat jika tidak mempunyai makna. Itulah sebabnya mengapa para peneliti membuat perbedaan data mentah dan informasi. Apabila data mentah terdiri atas data dan angka, maka informasi merupakan data yang bermanfaat dan dapat mempengaruhi pilihan dan perilaku seseorang. Informasi akan bermanfaat apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini, yaitu jika akurat, lengkap, relevan, tepat waktu; berikut ini penjelasannya:

  1. Informasi yang akurat. Informasi akan bermanfaat apabila akurat. Agar menjadi akurat, informasi harus dapat diandalkan dan absah. Sebagai contohnya perlunya informasi yang akurat mengenai sistem informasi pemeliharaan pesawat, karena biaya pemeliharaan 20 persen dari biaya operasional pesawat, informasi yang tidak akurat akan menjadikannya lebih mahal, misal umur komponen yang tidak terdeteksi, sehingga menyebabkan kecelakaan.
  2. Informasi yang lengkap. Informasi bermanfaat apabila lengkap, agar menjadi lengkap, jumlah informasi harus memadai untuk mengindentifikasi masalah dan menentukan pemecahan masalah. Sebagai contoh, informasi bahan baku harus tidak melupakan asal pemasoknya (supplier), tidak hanya data tentang kapan, berapa dan harga saja.
  3. Informasi yang relevan. Informasi bermanfaat jika relevan. Informasi relavan bila berhubungan dengan masalahnya, sehingga para pengambil keputusan dapat menentukan solusi yang potensial. Misalnya awak penerbangan dan awak pemeliharaan lebih menyukai untuk memiliki informasi yang relevan yang diperlukan untuk keputusan-keputusan yang baik
  4. Informasi yang tepat pada waktunya. Informasi yang bermanfaat jika tepat pada waktunya. Syaratnya adalah informasi harus tersedia saat dibutuhkan untuk menentukan suatu masalah atau mulai untuk mengindentifikasi pemecahan masalahnya. Misalnya ketepatan waktu dari informasi turunnya suatu saham yang diharapkan oleh seorang pialang.

 

Disamping alasan diatas, diperlukan biaya yang rendah untuk mengelola informasi; biaya-biaya itu misalnya:

  1. Biaya perolehan. Biaya perolehan adalah biaya yang diperlukan dalam rangka memperoleh data yang tidak anda miliki. Misalnya, Acxiom Inc. mengumpulkan dan mengelola data untuk perusahaan-perusahaan pemasaran lewat surat (direct mail marketing). Banyak pengecer yang menjual informasi ini ke perusahaan-perusahaan seperti  Acxiom yang menggunakannya  untuk riset pasar. Karena dengan mendapatkan informasi tersebut dapat membantu perusahaan melakukan pekerjaan yang lebih baik. Melalui internet, biaya perolehan informasi yang rendah sangat dimungkinkan, misalnya melalui questioner dan katalog di internet.
  2. Biaya pemprosesan. Biaya pemprosesan adalah biaya untuk mengubah data mentah menjadi informasi  yang dapat digunakan. Sering kali perusahan-perusahaan memiliki banyak data yang mereka inginkan, tetapi masih belum dalam bentuk kombinasi (informasi) yang mereka inginkan. Biaya yang rendah sangat dibutuhkan untuk mengolah data menjadi informasi, dengan sistem informasi hal ini mudah tercapai, misalnya dengan EDI (Electronic Data Interchange). Dengan EDI, user tinggal mengisi form dari note book atau hp nya, lalu petugas bisa meverifikasi dan memprosesnya.
  3. Biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan adalah biaya penataan informasi secara fisik maupun elektronik untuk digunakan atau didapatkan kembali kemudian. CEO Acxiom berkata, “Pelanggan kami saat ini bilang ’Simpanlah segala sesuatu, karena mungkin kami akan menemukan kegunaan informasi tersebut tahun depan.” Biaya yang kecil sangat diharapakan  dalam penyimpanan data, hal ini bukan masalah lagi dengan menggunakan Tek. Informasi; kombinasi sistem database dan media penyimpan hardisk adalah salah satu contohnya.
  4. Biaya untuk mendapatkan kembali (biaya retrival). Biaya Retrival  adalah biaya untuk mengakses informasi yang sudah disimpan atau diproses. Satu kesalah pahaman yang paling sering terjadi tentang informasi adalah bahwa informasi tersebut mudah dan murah untuk didapatkan kembali jika perusahaan pernah memilikinya. Padahal tidak demikian. Pertama-tama, Anda harus menemukan informasi tersebut. Kemudian, Anda harus yakin siapa yang berbagi informasi dengan Anda. Selanjutnya, informasi harus diolah menjadi bentuk yang bermanfaat bagi Anda. Perusahaan menginginkan biaya yang rendah untuk hal ini, dan hal ini bukan masalah yang sulit dalam DBMS, bahasa SQL memudahkan dalam mendapatkan data kembali. Sebagai contoh, SIM A seseorang hilang, maka dengan menyebutkan nama dan alamat, data SIM A tersebut sudah siap cetak hanya dalam orde 5 menitan.
  5. Biaya komunikasi. Biaya komunikasi adalah biaya pengiriman informasi dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai contoh, setiap bulan informasi yang dikumpulkan setiap bulan oleh perusahaan jasa listrik adalah informasi yang dikumpulkan dari meteran listrik yang menempel di rumah-rumah. Secara tradisional perusahaan-perusahaan listrik tersebut mempekerjakan pencatan meteran untuk berjalan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan informasi yang kemudian dimasukkan ke computer perusahaan. Cara ini dapat diganti dengan jaringan radio yang bekerja dengan memasang alat penerima kecil pada meteran tiap rumah. Alat ini nantinya akan mengirimkan jumlah listrik yang terpakai setiap lima menit. Contoh lain adalah menyebarkan (memasarkan) lewat internet. Teknologi ini akan sangat menghemat biaya komunikasi.

 

Kesembilan alasan diatas akan dapat dipenuhi berkat tersedianya teknologi dan sistim informasi.

 B  Peranan manajemen

 Menurut Henry Mintzberg, ahli manajemen dari Kanada, manajer mempunyai beberapa peran yang diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu peran hubungan personal (interpersonal), peran informasi (informational) dan peran keputusan (decisional).

Peran interpersonal, yaitu hubungan personal dapat terdiri dari figur kepala (figure head), pemimpin (leader) dan sebagai penghubung (liaison). Sebagai figur kepala manajer mewakili organisasi untuk kegiatan-kegiatan di luar organisasi. Sebagai Pemimpin, manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi dan mendukung bawahan-bawahannya. Sebagai penghubung, manejer menghubungkan personal-personal di semua tingkatan.

Peran informasi (informasional), yaitu peran dari menejer sebagai pusat syaraf (nerve centrer) organisasi untuk menerima informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar (disseminator) informasi ke seluruh personal di organisasi. Peran informasi adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tentang informasi yang dimilikinya.

Peran keputusan yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai enterprenuer, sebagai orang yang menangani gangguan (disturbance handler), sebagai orang yang mengalokasikan sumber-sumber daya (resource allocator) organisasi dan sebagai negosiator (negotiator) jika terjadi konflik dalam organisasi.

Untuk menjalankan semua peranannya, manajer-manajer di organisasi membutuhkan sistem informasi. Sistem-sistem informasi ini dapat digunakan oleh manajer-manajer untuk mendukung kegiatan dan perannya, seperti pada tabel 1.

 

Tabel 1.  Peran Manajemen dan Sistem Informasinya

Peran Manajer Sistem Informasi
Peran interpersonal  
  Figurehead Sistem informasi eksekutif, sistem
    informasi manajemen
  Leader Sistem informasi eksekutif, sistem
    informasi manajemen
  Liaison Sistem otomasi kantor
Peran Informasi  
  Nerve center Sistem informasi manajemen
  Disseminator Sistem otomasi kantor (e-mail, web-site)
  Spokesman Sistem informasi manajemen
Peran keputusan  
  Entrepreneur Sistem informasi manajemen
  Disturbance handler Sistem informasi manajemen
  Resource allocator Decision support system (DSS)
  Negotiator Sistem informasi manajemen

 C.    Perkembangan IPTEK terutama TI

 Menurut pendapat Moore (hukum Moore), pakar teknologi informasi, setiap 18 bulan akan terjadi kelipatan kemampuan teknologi, misalnya dalam hal kecepatan dan kapasitas.  Dari XT, AT, Pentium, Dual Core, dst., kelipatan kemampuan prosesor meningkat luar biasa pesatnya. Demikian pula dengan kapasitas hardisk, dari Mega Byte menjadi Giga Byte, dari hardisk yang besar menjadi cukup flash disk, dari VCD menjadi DVD, HDD, dst. Hal yang serupa juga terjadi dengan software, misalnya dari DOS, Windows, XP, Vista, Windows 7, dst.; dari sistem berbasis 8 bit yang lambat sampai dengan berbasis 64 bit yang cepat sekali. Demikian pula dengan teknologi komunikasi dari CDMA, 3G, sampai dengan WIMAX, sungguh luar biasa. Kemudian menyatunya komputer, televisi, kamera, radio, dan telephon menjadi sesuatu yang portable (PDA, misalnya), terjadi sangat cepat pula. Seorang calon manajer atau pelaku bisnis tidak boleh buta huruf (iliterate) teknologi informasi, melainkan ia harus melek (literate) TI!

D.    Peran IT pada bid Teknik (terutama Industri/Mesin)

    1. Bidang Grafis: mendukung Computer Aided Engineering (CAE)
      1.                                           i.     Modeling
      2.                                         ii.     Design
      3.                                       iii.     Analysis
    2. Bidang Database: mendukung Sistem Manajemen:
      1.                                           i.     Process planing
      2.                                         ii.     MRP (Material Requirement Planing)
      3.                                       iii.     ERP (Enterprise Resource Planing)
      4.                                       iv.     Group Technology
    3. Komunikasi: mendukung Sistem Kontrol Manufakture
      1.                                           i.     Data collection
      2.                                         ii.     Process control
      3.                                       iii.     Tool controls
    4. Artificial Intelligence: mendukung otomasi industri/manufakture
      1.                                           i.     NC tools/CAM
      2.                                         ii.     Material Handling
      3.                                       iii.     Robotics

E.    Transformasi Bisnis

 Empat perubahan mendasar sedang terjadi di dunia bisnis, yaitu:

  1. Globalisasi, yang ditandai dengan:
    1. Pengelolaan dan kontrol pasar secara global
    2. Persaingan pasar secara global (Acts locally, markets globally!)
    3. Kelompok kerja global
    4. Sistem pengiriman global
    5. Transformasi ekonomi industri, yang ditandai dengan:
      1. Perekonomian berbasis pengetahuan dan informasi (bukan agraris, bukan sekedar industri)
      2. Produk dan jasa baru: kartu kredit, jasa pengiriman global, sistem reservasi global, dst.
      3. Pengetahuan menjadi aset produktif dan strategis
      4. Persaingan berbasis waktu: siang dan malam hampir tiada bedanya.
      5. Umur produk lebih singkat.
      6. Transformasi perusahaan, yang ditandai dengan:
        1. Perampingan
        2. Desentralisasi
        3. Fleksibilitas
        4. Lokasi tetap
        5. Biaya koordinasi dan transaksi rendah
        6. Pendelegasian wewenang
        7. Kerja sama secara tim yang terpadu
        8. Munculnya perusahaan digital, yang ditandai dengan:
          1. Pelanggan, pemasok, dan karyawan terhubung secara digital (intranet,  extranet dan cloud computing)
          2. Proses bisnis dan pengelolaan aset-aset perusahaan dilakukan melalui jaringan digital: supply chain management, customer relationship management, enterprise resource planing, knowledgebased management systems, dst.
          3. Mampu dengan cepat mendeteksi dan merespons perubahan lingkungan.

F.     Membantu menghilangkan stress para manajer

Dengan kuantitas dan kualitas data/informasi yang sangat besar, bervariasi dan dinamis, yang harus dihadapi oleh para manajer, maka karakteristik pekerjaan mengelola informasi dapat bersifat:

  • time consuming (menghabiskan waktu), misal seorang manajer pemasaran harus menganalisa penjualan dari 20 salesman, 30 jenis produk, dan 15 daerah pemasaran setiap sore hari
  • complex (rumit, misal melibatkan perhitungan matematik dan statistik), misal manajer pemasaran diatas harus mempertimbangkan harga discount dan pajak serta bonus setiap sales mannya.
  • repetitive (berulang-ulang), misal manajer pemasaran diatas harus membuat laporan mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan
  • tedious (kejenuhan), bila pekerjaan yang bersifat time consuming dan complex itu bersifat repetitive, maka akan menyebabkan kejenuhan dan kewalahan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan stress yang mungkin dapat berakibat fatal seperti penyakit stroke. Maka untuk mengatasi kesemua karakterisitik diatas diperlukan SIM! SIM mampu mengolah data atau sumber daya informasi secara cepat, tepat, dan akurat, ini berarti SIM dapat membantu menghilangkan sakit kepala/stress para manajer.

Penutup

 

Mengingat minimal ke lima faktor diatas, maka seorang calon manajer atau pelaku bisnis atau pegawai perlu melek teknologi informasi. Melek (literate) tidak diharuskan mengusai skill dalam bidang teknologi informasi, namun di era digital ini, kompetensi computing sangat diperlukan, misalnya minimal menguasai software semacam Microsoft Office (words = mesin tik, excel = calculator, access = database, power point = gambar, grafik dan flowchart tuk presentasi, schedule dan outlooks = sebagai personal information manager alias PIM dan email).

 

// eof – pbs

KONSENTRASI UNIK: SISTIM INFORMASI MANAJEMEN INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FT UB

I. Konsentrasi SIMI

Sepulang dari studi lanjut di Inggris dan Australia, saya merasa prihatin dengan situasi dan kondisi kurikulum program studi teknik Industri di Indonesia yang kering akan nuansa Information Technology (IT). IT memegang peranan penting pada teknik industri (TI). Keterlibatannya sudah tidak dapat dielakan, atau IT sudah bagaikan organ jantung dalam tubuh manusia yang memompakan darah ke segala penjuru tubuh, dari ujung kaki sampai dengan ujung rambut, agar badan terasa sehat dan segar dan tidak sakit-sakitan, demikian pula IT dalam TI memompakan data dan informasi ke segala jaringan industri, dari supplier sampai dengan customer, dari kantor pusat ke kantor cabang, agar proses bisnis menjadi lebih effektip dan effisien, serta untuk mengoptimasikan, mengotomasikan, dan mempercerdas dalam berbagai proses produksi dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, unsur IT didalam kurikulum TI justru menjadikan suatu PSTI (Program Studi Teknik Industri) bertambah kuat. Mengingat semua fakta diatas, maka PSTI Universitas Brawijaya memiliki salah satu konsentrasi yang unik yang mengarah aplikasi IT pada bidang TI (yang tak ada duanya di Indonesia) yang disebut Konsentrasi Sistim Informasi Manajemen Industri.

Secara garis besar sistem informasi manajemen industri (SIMI) dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi bertujuan menyajikan informasi bagi kegiatan manajerial, seperti perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengambilan keputusan, serta pengendalian kegiatan dalam suatu industri sehingga dicapai suatu kegiatan manajerial yang efektif dan efisien.

Aplikasi bidang IT terbesar dan terlengkap ada di bidang Industri (jasa dan manufaktur); sebagai contoh software mahal seperti ERP dari SAP atau Oracle untuk mengelola bisnis sejagad/sedunia dengan mudahnya. Dengan demikian mempunyai dasar teknik industri dan dasar IT lebih menguntungkan dari pada hanya bidang IT saja. Di SIMI, tools lebih banyak digunakan ketimbang mengembangkan sendiri melalui bhs pemrograman konvensional, misal C++, VB, Pascal, dst.

Peran, fungsi, manfaat, keunikan, dan keunggulan penelitian dan pengabdian masyarakat SIMI beserta Lab Komputer PSTI tersurat dan tersirat dengan jelas pada misi dan tujuan dibawah ini.

II. Misi SIMI

  • Membantu menjadikan PSTI berada dalam posisi terdepan dalam penguasaan, pengembangan, pendidikan, dan penerapan teknologi informasi di bidang Teknik Industri.
  • Membantu industri dan usaha kecil dan menengah (IKM & UKM) yang sumber dananya terbatas untuk belanja IT agar:
    • Tidak buta huruf/gagap dalam hal teknologi informasi (information illiterate)
    • Tidak ketinggalan dalam pemahaman peran dan fungsi IT untuk bisnis dan industri
    • Dapat memanfaatkan IT dalam bisnis dan industrinya
  • Mampu mengembangkan software aplikasi untuk IKM dan UKM agar terjadi kemandirian software, artinya Indonesia menjadi tidak tergantung kepada software luar negeri yang mahal, sehingga dapat menghemat devisa negara dan meningkatkan kreativitas peserta didik.

III. Tujuan

  • Melakukan pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka menghasilkan sistem informasi/software yang efisien melalui pemanfaatan teknologi informasi yang maju (advanced), terintegrasi (integrated), dan cerdas (intelligent).
  • Agar para civitas akademiknya (para dosen, mahasiswa, dan alumni) menguasai kompetensi global di bidang Information Technology (IT) khususnya yang berhubungan dengan Teknik Industri (TI), sesuai apa yang diamanatkan oleh universitas tentang kompetensi IT dan bahasa Inggris,  khususnya software-software untuk bidang Teknik Industri.
  • Memberikan sertifikasi kompetensi global di bidang IT kepada para mahasiswa PSTI.
  • Menjadi sumber profit yang baik bagi PSTI. Survey mengatakan bahwa lab-lab komputer di univeritas-universitas bila ditangani secara baik dan profesional, maka lab komputer tersebut akan menjadi sumber profit terbesar dan termudah bagi suatu Jurusan/Program Studi.
  • Membantu UKM dan IKM dalam menyediakan keahlian/kompetensi di bidang IT untuk bidang TI dan menyediakan software aplikasi yang menjadi pondasi bisnis serta industri mereka.

IV. Domain Penelitian

Kegiatan SIMI ini adalah membantu tri dharma perguruan tinggi dalam bidang keterlibatan information technology pada bidang  teknik industri seperti:

  1. Pemrograman Komputer
  2. Sistem Database
  3. MIS (Management Information Systems)
  4. Decision Support Systems (DSS)
  5. Aplikasi Komputer
  6. Statistik dan Manajemen Mutu
  7. Pemodelan dan Simulasi
  8. Analisa dan Perancangan Sistem
  9. Computer Aided Design/Computer Aided Manufacturing (CAD/CAM)
  10. Applied Artificial Intelligence
  11. E-commerce
  12. Pemrograman Lanjut
  13. Sistem Informasi Enterprise/ERP
  14. Bidang-bidang baru dan menarik dari Teknik Industri yang tidak mungkin lepas dari IT, misalnya: Manajemen Proyek, Balanced Score Cards, Manajemen Mutu Total (TQM), 6 Sigma, Supply Chain Management (SCM), Customer Relationship Management (CRM), Reliability Centre Maintenance (RCM), Human Resources Development (HRD), dst.

V. Aktivitas

Beberapa penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan antara lain adalah:

  • Pengembangan Sistem Database untuk Maintenance
  • Pengembangan Sistem Database untuk Melacak Cacat Produk
  • Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Perindustrian
  • Pengembangan Ecomerce untuk mendukung pemasaran UKM/IKM batu marmer di Tulung Agung
  • Integrasi Sistem Database dan Expert Systems untuk Manajemen Mutu Produk Keramik
  • Integrasi Sistem Database dan Expert Systems untuk Menunjang Industri Pariwisata di Malang
  • Case-Based Reasoning untuk Mendukung Customer Relationship Management
  • Pengembangan Web Blogs untuk PSTI
  • Rekayasa DSS untuk pemilihan supplier
  • Rekayasa Fuzzy Expert Systems untuk penentuan kapasitas produksi
  • Rekayasa Jaringan Syaraf Tiruan untuk mengenal mata uang untuk penukaran valas
  • Pengembangan Web Blogs untuk Sivitas Akademika PSTI
  • Cloud computing untuk integrasi Supply-Chain-Management pabrik fiber glass
  • GIS: usulan pemindahan pasar Splendid di Malang
  • Dst

 

// eof – pbs